Editor's Vids

Montasiek Gampong Loen

Montasik adalah salah satu kecamatan yang terdapat di atjeh rayeuk, montasik merupakan wilayah yang paling banyak meningggalkan sejarah, pada masa sebelum belanda menjajah, montasik merupakan wilayah yang sudah sangat di kenal oleh dunia luar, karena sebelum montasik ada nama, orang-orang dari luar sudah mengenal daerah ini, sebagai mana sejarah mulanya suku atjeh terbentuk, montasik adalah wilayah yang di gunakan sebagai peringgi, tempat singgahnya para pelaut untuk mengambil air, mukin dengan hal inilah montasik di berinama. Apabila musim haji tiba makan para calon jamaah haji yang ingin melaksanakan haji maka mereka akan akan melabuh di daerah cot glee, yang waktu itu montasik masih sebuah tepi lautan yang di jadikan perigi/ pelabuhan, hal ini telah terbuktikan karena di temunya mata air yang rasanya asin di wilah teubam phue dan ditemuanya berbagai karang laut di daerah eumpee awe dan sekitarnya, sedang kan daerah lain : Blang Bintang, Ulee Kareng, Lambaro, Lam Ateuk, Lamnyong, Tungkop, Lam Nga, Tibang dan lain-lain masih merupakan laut besar. Sedangkan kampung Ateuk yang berasal dari kata “Gateuek” sebangsa ketam tanah yang hidup di air asin (paya) yang berdekatan dengan laut pada zaman dulu.
Sebelum kita melanjutkan lebih dalam mari kita mengenal terlebih dahulu asal usul kata dari montasik itu sendiri. Sebagian kecil orang menulis nama montasiek, ini tidak salah karena tulisan montasiek merupakan abjad lama, pada zaman sekarang di berbagai daerah orang-orang menulisnya nama MONTASIK. Di era modern ini para remaja lebih mengenal daerah montasik dengan sebutan MONTES, dari mana asal nama tersebut penulis sendiri tidak tau.
Nah. . . sekarang penulis ingin sedikit membahas tentang arti dari kalimat montasik itu sendiri. Versi yang menjelaskan mengenai hal sejarah pembentukan wilayah montasik. Sebelum penulis menuliskan cerita ini dengan panjang lebar, maka penulis ingi mengelanal asl kata dari montasik itu sendiri. Dari sejarah di atas mukin sedikit sudah dapat di cerna dari mana asal nama montasik itu sendiri, montasik adalah sebuah tepi laut, montasik merupaka gabungan dari 2 kata yaitu mon dan tasik. Mon = moen yang berati sumur atau kolam. Tasik/tasiek/taseuk = taseut yang berati membuang air. Apabila 2 kata ini di gabung maka akan menjadi moen teuseut yang berati sumur yang di buang airnya.
Dalam versi lain juga pernah terdengar oleh penulis dari amarhum ibunda saya Martini ( moga Allah melimpahkan rahmad kepadanya), montasik adalah sebuah lautan pinggir, lautan ini berbentuk teluk, sehingga akibat ombak yang terus bergerak, mengangkat pasir dasar lautan dan membawanya ketepi, bahkan membentuk sebuah danau besar, sehingga orang menjadikan danau tersebut sebagai mengambil ikan dan bahkan tiap orang menbentuk moen (tambak), tiap tahun moen ini di buang airnya. Sehingga daerah danau ini kering dan membentuk daratan baru, mukin karena inilah montasik di beri nama dengan nama monteuseut, sumur yang di buang air nya.
Tapi penulis sendiri juga kurang paham kenapa moenteuseut menjadi moentasiek, mukin hal ini terjadi karena banyaknya orang asing yang berkeliaran di montasik yang sangat sulit mengucapkan kata moenteuseut, secara tidak sadar mereka mengucapnya dengan nama moenteuseuk atau mereka mengucap dengan kata lain moentasiek, tapi penulis sendiri tidak tau pasti cerita ini benar atau tidak.
Dalam versi lain penulis juga pernah mendengar dari orang tua yang tidak saya tau namanya. Ketika itu hari jum’at, penulis waktu itu masih duduk di kelas 5 MIN I BUKIT BARO, secara tak sengaja penulis meliat sekelompok anak yang lagi duduk berkerumuna/berkelompok di tameh (tiang) mesjid yang sangat sengap alias terdiam asyik mendengarkan cerita. Lalu saya ikut mehampiri mereka dan medengarkannya jua. Maklum anak kecil suka dengar cerita, apabali cerita sejarah I like sangat itu.
Pada waktu itu saya tidak mendengar dari pertama, karena saya terlambat, orang tua ini menceritakan bahwa montasik ini dulu adalah lautan, ketika seulawah meletus maka lahar dan lumpurnya itu mengalir ke laut melalui sengai sehingga menyebabkan laut ini deu (dangkal) sehingga kapal-kapal tidak bisa singgah lagi ke peringgi untuk membil air, sehingga para penduduk membuat tambak berbagai ukuran petakan, karena abah kuala doe ( mulut sungai tersumbat) maka menyembabkan tambak-tambak kekurangan air, sehingga mereka membuang semua airnya untuk mengambil ikan, karena air tiak bisa masuk maka terbentuklah daratan baru.
Ini adalah cerita singkat alias pencer (cerpen) yang penulis ketahui, mukin masuh banyak versii lain yang belum penulis dengar, bila ada yang tau atau berlainan paham, mukin boleh ikut memuat sebagai cacatan untuk kelak, untuk sejarah, atau sebagi sumber untuk cucu anak kelak( anak cucu), mukin cerita yang saya dengar lebih panjang di bandingkan dengan saya tulis, mengenai hal ini penulis sangat memohon maaf karena penulis bukan seorang perangkai kata-kata yang mahir dan handal, penuis bukanlah seorng pencerita tapi adalah orang yang suka mendengar cerita,masih banyak dari alur cerita ini yang telah penulis lupa, maklum karena cerita ini sudah lama penulis dengar tapi tidak pernah penulis menulisnya.
Mukin Cuma ini yang dapat penulis liris asal usul dari nama montasik ini. Cerita ini penulis menulisnya dalam bahasa yang sangat baku, mukin cerita ini tidak sesuai dengan yang semestinya . penulis sangat mohon maaf yang sebesar-besarnya.
Bagi pembaca , silahkan memberikan kesan dan saran anda, karena banyak kekurangan dalam penulisan, bahasa, dan lain. Moga ini semua menjadi mafaat bagi bagi kita semua.
Sekian dan terima kasih
Sukamandi 01 April 2011

ROPIZAR
Sumber
http://aulia87.wordpress.com/2007/02/27/sejarah-singkat-nad/ (29-maret 2011)
cerita dari amarhum ibunda saya martini
cerita orang tua di kampong.

Related News

No comments:

Leave a Reply

.

notifikasi
close